Selasa, 05 April 2011

Millenium Development Goals (MDG’s)

MDG’s adalah delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada tahun 2015 merupakan tantangan tantangan utama dalam pembangunan diseluruh dunia. Delapan tujuan MDG’s adalah sebagai berikut.
1. Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim
Target untuk 2015: Mengurangi setengah dari penduduk dunia yang berpenghasilan kurang dari 1 dolar AS sehari dan mengalami kelaparan.
2. Pemerataan pendidikan dasar
Target untuk 2015: Memastikan bahwa setiap anak , baik laki-laki dan perempuan mendapatkan dan menyelesaikan tahap pendidikan dasar.
3. Mendukung adanya persaman jender dan pemberdayaan perempuan
Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015.
4. Mengurangi tingkat kematian anak
Target untuk 2015: Mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun
5. Meningkatkan kesehatan ibu
Target untuk 2015: Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan
6. Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya
Target untuk 2015: Menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS malaria dan penyakit berat lainnya.
7. Menjamin daya dukung lingkungan hidup
Target:
Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan
Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat
Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Target:
– Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang baik, pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional.
– Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk pembebasan-tarif dan -kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan hutang untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan.
Secara global tujuan Pembangunan Milenium MDG pada tahun 2015masih menyisakan waktu 4 tahun. Namun, delapan target yang menjadi sasaran masih jauh dari harapan sehingga muncul kekhawatiran target-target itu akan sulit tercapai. Kendala yang ada yaitu bencana alam yang akhir-akhir ini sering terjadi menyebabkan krisis keuangan, makanan, kesehatan bahkan mencakup dunia pendidikan. Target sulit tercapai sebenarnya juga akibat kebijakan pemerintah yang kurang fokus pada MDGs.

Sabtu, 18 Desember 2010

BAGIAN-BAGIAN BUNGA

1. Alat Perhiasan Bunga
Perhiasan bunga adalah bagian bunga yang berbentuk lembaran seperti daun. Perhiasan
bunga meliputi mehkota bunga dan kelopak bunga.

a. Mahkota bunga
Mahkota bunga disebut juga tajuk bunga (petal), berwarna-warni tersusun teratur dan rapi sehingga nampak indah. Pada jenis tumbuhan tertentu mempunyai aroma yang khas serta mempunyai kelenjar madu (nektar). Fungsi utama mahkota adalah menarik perhatian serangga dan hewan lain agar dapat membantu penyerbukan. Bersama-sama kelopak mahkota juga berfungsi sebagai pelindung putik dan benang sari.

b. Kelopak bunga
Kelopak bunga biasanya berwarna hijau (pada bunga mentega berwarna merah). Kelopak berfungsi untuk melindungi bunga pada waktu masih kuncup dan bersama-sama mahkota juga sebagai alat untuk menarik perhatian serangga dan hewan lain agar dapat membantu proses penyerbukan.
Apabila kelopak bunga dan mahkota bunga sulit dibedakan dengan jelas maka keduanya disebut dengan tenda bunga (perigonium), misalnya pada bunga bakung, bunga ketela pohon dan bunga bougenvil.

2. Alat Perkembangbiakan Bunga
Alat perkembangbiakan/ alat kelamin bunga meliputi:
a. Benang sari
Benang sari merupakan alat kelamin jantan karena dalam perkembangannya akan menghasilkan sel kelamin jantan (sperma). Benang sari mempunyai dua bagian pokok yaitu:
- Tangkai sari
Tangkai sari berfungsi mendukung benang sari dan membantu melontarkan serbuk
sari hingga mencapai kepala putik.
-Kepala sari.
Di dalam kepala sari terdapak kotak sari yang berisi serbuk sari atau tepung sari. Serbuk sari inilah yang akan membentuk sel kelamin jantan (sperma) bila terjadi penyerbukan.
Jumlah benang sari banyak, dan kedudukan benang sari terkadang terpisah atau berdiri sendiri (pada bunga jambu air), akan tetapi ada juga yang benang sarinya menempel jadi satu dengan putik, misalnya pada bunga sepatu.
b. Putik
Putik merupakan alat kelamin betina yang menempati bagian tengah dari bunga dan
pada setiap bunga hanya mempunyai satu putik. Putik terdiri dari
-Kepala putik.
Kepala putik terletak pada ujung tangkai putik. Bentuk kepala putik ada yang berbentuk benang, bulu ayam atau bulat sesuai dengan cara penyerbukannya. Kepala putik berguna untuk menangkap serbuk sari pada saat terjadi penyerbukan. Biasanya kepala sari berperekat sehingga serbuk sari yang jatuh kepadanya tidak akan dapat berpindah lagi.
- Tangkai putik
Tangkai putik berbentuk tabung atau buluh yang dalamnya berongga. Apabila terjadi penyebukan maka pada tangkai sari akan terbentuk buluh serbul sari menuju ke ruanganan bakal buah.
- Bakal buah
Bakal buah terletak pada dasar bunga. Pada bakal buah terdapat bakal biji yang
berjumlah satu atau lebih. Di dalam bakal biji terdapat kandung lembaga. Salah satu diantara kandung lembaga adalah sel telur (ovum) yang intinya akan dibuahi oleh sperma. Setelah terjadi pembuahan maka bakal buah akan menjadi buah sedangkan bakal biji menjadi biji.

3. Dasar Bunga (reseptakel)
Adalah bagian bunga yang terbawah berbatasan langsung dengan tangkai
bunga.Dasar bunga berfungsi sebagai tempat duduk pada tangkainya.

4. Tangkai Bunga
Tangkai bunga adalah bagian bunga yang berhubungan langsung dengan batang atau
cabang batang.

Rabu, 23 Desember 2009

KETERPADUAN KETERAMPILAN MENYIMAK DENGAN FOKUS BERBICARA

Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan yang saling melengkapi, keduanya saling berhubungan. Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan berbahasa lisan dan tidak bias dipisahkan.
Pada dasarnya, bahasa yang digunakan dalam percakapan dipelajari melalui menyimak dan menirukan pembicaraan yang diberikan oleh guru. Biasanya, anak-anak tidak hanya menirukan pembicaraan yang mereka pahami, tetapi juga mencoba menirukan hal-hal yang tidak mereka pahami. Kebanyakan mereka meniru apa yang mereka dengar dari orang tua dan gurunya.

A. KETERPADUAN MENYIMAK DENGAN FOKUS BERBICARA
1. Menyimak dan Bercerita
Dengan mendengarkan cerita, kita akan memiliki kemampuan imajinatif, matematika dan bahasa. Kebiasaan mendengarkan cerita dapat menambah kemampuan berbahasa. Orang yang memiliki daya nalar tinggi dan mampu mengatur pikirannya dengan cara sebaik-sebaiknya maka setiap perkataanya akan mudah dimengerti orang lain, selalu paling mampu menyakinkan orang lain dengan cara berbicara. Jadi, daya nalar yang tinggi terletak pada kemampuan berbicara ( menggunakan bahasa )
Dalam kegiatan menyimak berita atau isi cerita, biasanya ada keinginan kita untuk menceritakannya kembali isi cerita tadi tanpa mengurangi makna isi cerita tersebut. Lalu, dengan kata-kata sendiri disampaikan lagi secara lisan kepada orang lain. Setelah mendengarkan cerita, pendengar akan berkomentar tentang cerita tersebut.
2. Menyimak dan Bercakap-cakap
Secara langsung komunikasi akan lebih efektif apabila ada pihak pertama dan kedua. Apabila pihak pertama berbicara maka pihak kedua menjadi penyimak atau sebaliknya. Sehingga terjadi intaraksi diantara mereka.
Untuk dapat bertanya maka kita harus dapat memahami isi pembicaraan. Begitu pula bila kita akan menjawab pertanyaan maka kita harus dapat memahami apa yang ditanyakan oleh si penanya. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan berbicara tidak dapat lepas dengan kegiatan menyimak.
3. Menyimak dan Diskusi
Arena diskusi yang hangat memerlukan kemampuan peserta untuk saling mendengarkan ketika orang lain berpendapat. Saat diskusi berlangsung, hendaknya para peserta diskusi menyimak apa yang sedang menjadi topic diskusi tadi, sehingga nantinya kita bisa memberikan tanggapan.

Keterpaduan Keterampilan Menulis dengan Fokus Membaca

Dalam belajar membaca maupun membaca sesungguhnya sering kali kita juga harus menyertai dengan aktivitas menulis. Aktivitas menulis hanya sebagai salah satu strategi membaca secara efektif.
A. PREP ( mengembangkan asosiasi semantis )
Prep merupakan kegiatan prabaca yang direncanakan dengan maksud menjadikan pembaca sadar terhadap apa yang sudah diketahui mengenai topic yang akan dibaca dan guna mengaktifkan memori dan harapan mereka terhadap bacaan.
Prep terdiri atas 3 tahap, yaitu (1) memilih sebuah kata kunci, frase atau gambar dari teks kemudian membuat asosiasinya dari kata kunci, frase atau gambar tersebut (2) mengemukakan alasan mengenai asosiasi yang telah dibuat(3) mengemukakan asosiasi tambahan isi ketika diskusi berlangsung. Pelaksanaan ketiga tahap prep dapat diterapkan pada bahan bacaan. Prep juga memberi umpan balik yang reliable kepada kita untuk mengestimasi penguasaan konsep dan latar belakang pengetahuan yang telah kita dapat. Sehubungan dengan suatu topik bacaan. Contoh latihan lakukan asosiasi sebagai berikut :
1. Latihan berasosiasi secara clasikal
Kemukakan apa yang anda bayangkan ketika melihat kata vitamin.
2. Latihan berasosiasi secara berpasangan
Misalnya anda menemukan 10 kata tulislah apa yang diingat atau difikirkan berkaitan dengan kata-kata tersebut dengan menuliskannya pada bagian yang bergaris di sebelah kata-kata tersebut. Kemudian bandingkan dengan hasil pekerjaan teman anda. Perhatikan kesamaan dan perbedaan antar daftar yang anda buat dengan yang dibuat oleh teman anda.
B. Formulir Tanggapan Terhadap Buku
Salah satu cara untuk mengetahui seberapa besar pemahaman tentang isi suatu bacaan atau buku adalah memberikan tanggapan atau komentar terhadap buku yang di baca. Komentar dapat ditulis pada formulir tanggapan. Formulir tanggapan berisi judul buku, nama pengarang, jenis buku, informasi mengenai tingkat kesulitan, komentar mengenai keunggulan buku, besaran untuk mengenai manfaat membaca buku tersebut dan identitas pembaca ( pengisi formulir ).
Kegiatan ini bermanfaat dalam belajar member penilaian terhadap sebuah buku dan sebagai latihan pendahuluan bagi pelajaran menulis resensi buku.
C. Menulis Sinonim dan Hiponim
Sebagai upaya untuk melatih berasosiasi guna menguatkan kemampuan dalam menggunakan metode Top-down dan sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan menguasai kosa kata sehubungan dengan proses membaca secara Bottom-up, dapat ditulislkan kata yang bersinonim dan berhiponim
D. Melengkapi Bagian-bagian Bacaan
Untuk melatih dan memonitor kemampuan memahami bahan bacaan tertentu dapat dilakukan dengan latihan melengkapi bagian teks yang tidak lengkap. Ada beberapa variasi latihan yang dikembangkan antara lain:
- Menulis bagian teks yang sengaja dikosongkan atau tidak lengkap dengan menggunakan kata-kata yang sesuai.
- Memasang kata yang sesuai dengan bagian teks kosong yang telah disediakan.
- Menuliskan kata-kata jenis tertentu yang di hilangkan dari teks.
E. Menulis Ringkasan Bacaan
Karangan memiliki sebuah tema atau topic utama. Tema atau topic utama itu kemudian dikembangkan menjadi rangkaian bagian karangan yang terdiri dari paragraph. Setiap paragraph memiliki sebuah tema atau topic utama yang mendukung karangan. Untuk memahami sebuah karangan atau buku pembaca harus dapat memahami tema atau topic utama yang terkandung dalam, setiap paragraph yang membentuk keseluruhan karangan atau buku itu.
Tema atau topic utam dapat ditentukan pada bagian awal, akhir, atau awal dan akhir paragraph atau dalam keseluruhan kalimat yang membangun sebuah paragraph. Guna memahami dan mengingat isi suatu bahan bacaan atau buku dengan menuliskan ringkasan buku yang telah dibaca. Unruk tujuan itu dapat terlebih dahulu mencatat tema atau topic utama yang terkandung dalam setiap paragarf pada setiap bagian bacaan atau buku.

Sabtu, 19 Desember 2009

Autobiografi

Heri, itulah nama pemberian orang tuaku. Aku hidup dalam keluarga sederhana. Sejak kecil aku sudah pernah merasakan pahitnya kehidupan. Masa-masa kecil kujalani bersama kedua orang tua. Kami tinggal di perantauan Jauh dari sanak saudara. Selama 10 tahun kulalui masa kecilku di negeri orang.Kami kembali ke tanah kelahiran saat aku duduk di bangku kelas lima Sekolah Dasar. Aku mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, teman baru, tradisi baru. Aku terdaftar sebagai siswa di SDN TIRTOHARGO, hingga aku lulus dengan nilai yang memuaskan. Setelah itu aku melanjutkan studi di SMP N 1 KRETEK. Tidak ada yang aneh pada masa-masa ini. Aku tumbuh menjadi anak yang pendiam.Setelah lulus aku masuk di SMA N 1 SANDEN. Pada masa ini terjadi banyak perubahan dalam hidupku. Aku mulai mengenal dunia luar, memahami kerasnya hidup. Perlahan-lahan aku mulai terjerumus dalam dunia kelam. Serasa hidupku penuh dengan masalah. Dari pribadi yang pendiam dan penakut menjadi pribadi yang keras. Kehidupan seperti ini masih kujalani hingga aku lulus SMA. Hingga suatu saat waktu mempertemukan ku dengan sebuah kenyataan. Aku dihadapkan pada sebuah pengorbanan seorang anak yang rela bekerja keras hanya untuk mengenyang bangku pendidikan. Kenyataan itu terlalu pahit untuk kujalani. Aku mulai tersadar, waktuku terbuang sia-sia, aku kurang mensyukuri hidup. Hidupku tidak akan berubah jika aku tidak mau merubahnya. Aku mulai menata hidupku kembali. Aku memutuskan meneruskan pendidikanku dan masuk di Universitas PGRI Yogyakarta.Melakukan yang terbaik untuk masa depan yang cerah.

Cerpen

Malaikat Kaum Rapuh

Memasuki lorong sebuah klub di Jakarta, selalu membuatku berdebar. Aku selalu membayangkan apa yang akan terjadi di dalam. Walaupun setiap aku memasuki klub-klub yang berbeda, selalu tidak pernah ada kejutan yang mengejutkan. Selalu sama. Membosankan! Orang-orang yang membosankan. Minuman yang membosankan. Tontonan yang membosankan. After party yang membosankan. Pagi yang membosankan.Hidup yang membosankan!
Hidup? Aku bahkan seperti mayat berjalan. Tidak punya kehidupan. Wanita lajang berusia 25 tahun yang selalu sendirian adalah hidupku. Aku tidak punya teman, setidaknya untuk lebih dari beberapa hari. Temanku hanya orang-orang yang mencoba berkenalan dan merayuku untuk tidur bersamanya, hanya untuk 1 malam saja kami berteman. Aku juga tidak mempunyai keluarga. Atau tidak merasakan adanya keluarga.
Sudah 15 tahun aku tidak mempunyai sosok seorang ibu untuk dijadikan panutan sebagai seorang wanita. Sedangkan ayahku terlalu giat bekerja hingga tidak menyadari kalo putrinya sudah pernah hamil 3 kali, dan 3 kali juga melakukan aborsi karna para pengecut itu tidak mau hidup denganku dan anak mereka. Seperti yang sudah kubilang, hanya untuk 1 malam. Tapi aku tidak pernah menyesali semua ini, bukan karna aku senang, tapi karna aku merasa inilah jalan hidupku. Dan sebisa mungkin aku tidak akan menyesalinya. Karna kalo aku lakukan, aku mengkhianati tuhanku yang telah berbaik hati mengijinkan aku melihat kehidupan dari sisi yang jarang orang perhatikan.
Karna pada setiap malam aku pergi menghabiskan malam dan terbangun pada salah satu sisi tempat tidur dengan seseorang yang bahkan aku tidak bisa ingat namanya, aku melihat banyak dari mereka yang rapuh dan butuh pertolongan. Mereka butuh malaikat, dan akulah yang ditunjuk olehNYA untuk menolong orang-orang itu. Akulah malaikat dari kaum malam. Setiap malamnya, yang harus aku lakukan adalah menunggu. Menunggu seseorang yang telah sangat hancur hidupnya, hingga tidak tahu lagi harus kemana dan berbuat apa. Dan akhirnya terjebak di keramaian klub, tenggelam dalam cahaya redup dan jatuh jauh ke dalam tetesan alkohol yang membantu sesaat melupakan hidup mereka.Sampai akhirnya mereka mengenaliku, malaikat mereka. Dan membawaku pergi. Dan akhirnya kami mencoba untuk mengenal jauh lebih dekat, mencoba untuk mengerti penderitaan hidup yang telah kami alami selama ini, hanya dalam waktu semalam.
Aku selalu mencoba untuk menjadi pendengar yang baik setiap malamnya, mendengarkan dengan seksama. Memperhatikan. Memberikan pelukan dan ciuman kecil untuk membantunya agar tetap hidup sampai esok hari. Dan kalo memang masalah yang mereka hadapi sangat berat, aku siap untuk menanggalkan semua pakaianku, dan membiarkan mereka menikmati malam ini. Agar mereka tetap hidup, sampai esok hari. Sungguh hidup yang membosankan! Kenapa mereka tidak mengikhlaskan saja hidup mereka, seperti yang aku lakukan. Untuk apa mereka berusaha sangat keras untuk hidup. Berjuang keras untuk mendapatkan kembali kekasih yang telah pergi. Berjuang untuk mempertahankan keluarga yang diambang kehancuran. Berjuang, bahkan hingga berbuat curang, hanya untuk mendapatkan pekerjaan yang sangat diinginkan.
Untuk apa kita berusaha sekeras itu, kalo semuanya sudah ada yang menentukan. Jadilah sepertiku, tidak punya kehidupan, dan kalian tidak akan mengkhawatirkan apa-apa lagi.Jadilah penolongku. Jadilah malaikatku.
Biarkan tuhan yang mengerjakan dan menyelesaikan semuanya. Bukankah ada semacam pepatah yang bilang :Manusia boleh berusaha, tapi tuhan yang menentukan.

PUISI

Rintihan Malam

Diam tenang aku memandang
Langit yang hitam langit yang kelam
Dengan bulan sabit yang menyilang bintang
Ditemani berjuta nyanyian alam
Hati terasa sunyi
Bagai hidup tak berisi
Luka yang lama terpendam…
Kian meradang dipelataran hati
Langit terlepas, ruang menunggu kesah
Bersiap kecewa, bersedih tanpa kata-kata
Pohon-pohon berbagi di heningnya malam
Mengekalkan yang esok tiada lagi

RANGKUMAN MATERI

KETERAMPILAN MENULIS
A. Pengertian Menulis
Menulis adalah menurunkan atau menuliskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.

B. Fungsi dan Tujuan Menulis
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. Sedangkan tujuan menulis menurut Hugo Hartig (via Tarigan, 1982:26) sebagai berikut.
a. Assignment purpose (tujuan penugasan)
Penulis menulis sesuatu bukan karena kemauan sendiri tetapi karena ada tugas tersendiri.
b. Altruistic purpose (tujuan altruistik)
Tujuan dari penulis ini adalah memberikan kesenangan bagi para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya.
c. Persuasive purpose (tujuan persuasif)
Tlisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
d. Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)
Tulisan yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pembaca.
e. Selfexpressive purpose (tujuan pernyataan diri)
Tulisan ini bertujuan untuk memperkenalkan sosok pengarang itu sendiri.
f. Creative purpose (tujuan kreatif)
Penulis disini menulis tulisan untuk mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
g. Problem-solving purpose
Penulis disini ingin memecahkan, memberi solusi dari permasalahan yang dihadapi dengan meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat diterima dan dimengerti oleh para pembaca.

C. Ragam Tulisan
1. Narasi
Adalah jenis karangan yang menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman berdasarkan urutan waktu (kronologis).
2. Deskripsi
Adalah jenis karangan yang melukiskan atau menggambarkan suatu objek apa adanya, sehingga pembaca ikut juga merasakan, mengalami, melihat, mendengar apa yang ditulis oleh pengarang.
3. Eksposisi
Adalah jenis karangan yang bertujuan menambah pengetahuan pembaca dengan cara memaparkan informasi secara akurat.
4. Argumentasi
Adalah jenis karangan yang bertujuan memengaruhi pembaca dengan bukti-bukti, alas an, atau pendapat yang kuat, sehingga gagasan yang diungkapkan itu diyakini oleh para pembaca.

D. Hal-hal yang Perlu diperhatikan dalam kegiatan tulis-menulis
1. Paragraf
Adalah seperangkat kalimat yang membahas satu topik atau hanya mengacu pada satu gagasan pokok.
2. Kerangka Karangan
Adalah outline sebuah karangan yang sudah diatur sistematis, lengkap, menyeluruh, dan mencakup semua hal yang akan dikemukakan, baik urutan, relasi antara persoalan yang satu dengan yang lain.

E. Langkah-langkah menyusun Kerangka
a. Catat semua ide
Setelah memberi judul dan tujuan karangan, jangan menunda untuk mengerjakan inspirasi yang muncul dalam pikiran kita tentang karangan itu.
b. Seleksi ide-ide secara tepat
Setelah mencatat pokok-pokok pikiran, baru kita menyeleksi, mana yang perlu dan tidak perlu untuk dimasukkan dalam karangan yang sesuai dengan judul karangan.
c. Urutkan ide-ide secara cepat
Keruntutan ide sangat penting agar karangan yang terbentuk tidak meloncat-loncat. Selain itu juga mempermudah menyusun heading dan penyusunan kerangka karangan.
d. Kelompokkan ide-ide yang berdekatan pada suatu heading
Heading adalah ide yang lebih besar dari ide-ide itu sebagai tempat bersandar dan bersatunya ide-ide tersebut.
e. Langkah seleksi sudah dikerjakan
Dalam langkah itu belum terlihat sistematika urgensi dan pengelompokannya yang baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengelompokan. Ide-ide yang berdekatan relasinya disatukan pada suatu heading. Sistem penempatan ide-ide didalam heading dapat dilakukan dengan macam-macam cara, antara lain.
(1) Cara biasa, yang terdiri atas.
(a) Berdasarkan urutan waktu
(b) Berdasarkan urutan materi yang ada
(c) Berdasarkan urgensi urutan materi yang tidak boleh diabaikan, misalnya pada waktu pemasangan alat-alat pada sebuah mesin. Alat yang pertama merupakan landasan bagi alat yang kedua dan seterusnya.
(2) Berdasarkan pertimbangan logis, yang terdiri atas.
(a) Dari klimaks ke anti klimaks
(b) Dari yang umum ke yang khusus
(c) Dari yang khusus ke yang umum
(d) Berdasarkan sebab dan akibat
(e) Dari akibat menjurus ke sebab
(f) Berdasarkan hubungan eratnya materi
(g) Dari yang bermanfaat ke yang tidak bermanfaat dan sebaliknya
(h) Dari yang sukar ke yang mudah dan sebaliknya
(i) Urutan berdasarkan pertimbangan psikologi
(j) Berdasarkan kemungkinan saling menjelaskan

F. Teknik Penulisan
Kemampuan menulis bisa dikembangkan dengan cara sebagai berikut.
1. Menulis berdasarkan kegunaan (purpose) spesifik atau audience spesifik.
2. Memahami fakta bahwa “menulis” adalah “menengok kembali” (writing is revising) atau memperdalam keahlian kita
3. Memperoleh pengalaman editing yang akan bermanfaat tidak hanya untuk menulis akan tetapi secara keseluruhan bermanfaat untuk pengembangan kemampuan riset dan auditory atau observasi
4. Memublikasikan tulisan

G. Tujuan Pembelajaran Menulis
Keraf mengemukakan tujuan pengajaran keterampilan menulis sebagai berikut.
1. Peserta didik mampu memilih dan menata gagasan dengan penalaran yang logis dan sistematis
2. Peserta didik mampu menuangkannya ke dalam bentuk-bentuk tuturan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia
3. Peserta didik mampu menulisnya sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan
4. Peserta didik mampu memilih ragam bahasa Indonesia sesuai konteks komunikasi